Kamis, 01 Desember 2011

SATU CITA-CITA

Suatu hari ,aku tidak lagi hirup aroma rerumputan dan mekarnya bunga mangga di pagi hari yang lengang  ini.
Aku tidak akan terbangun mendengar teriakan erobik pagi,ataupun usapan lembut temanku,sambil sayup-sayup lantunan Al-Quran di samping tempat tidurku.Dan aku tidak lagi melangkahkan sepatuku yang usang di aspal rata yang kehitam-hitaman,menuju lapangan parade untuk sekedar apel  pagi.Sudah puas kulakukan itu bertahun-tahun.Diatasku ,langit,tergambar lukisan Tuhan yang Maha Indah.Hari-hari itu,empat tahun lamanya,dalam setiap susah dan payah aku tutup dengan senyuman yang begitu simpul.Namun yang tetap terselip dalam hatiku,ketika semua sudah kembali pada aktivitas pribadi dan aku mendapati mereka dengan lugasnya membagi “kasih-sayang”yang entah apa maknanya,dalam ikatan yang mereka anggap bahagia.Aku tergugu karena sungguh tak mudah memagari hati selama 4 tahun tanpa harus menyakiti siapapun,termasuk batinku sendiri.Dan melintasi godaan demi godaan.Menjadi pendengar semua cerita percintaan picisan,pahit,manis,yang mereka tumpahkan ditelingaku.Seperti cawan kosong.Dari campuran-tumpahan  itu aku menemukan ramuan sendiri untuk hidupku.Jalan yang kutempuh,meskipun tidak sama.Aku,adalah tetap dengan caraku.
Aku sedang berenang pada akal sehat dan naluriku selama 4 tahun.Selama masa itu,bukan aku tak pernah mendapatkan romansa apapun dari siapapun.Bukan hati ini tidak lengah.Justru,dia rentan akan dahaga kasih sayang.Tapi Kasih sayang yang kurasakan dari-Nya lebih dari apapun,ArRahman,aku selalu menggenggamnya dan begitu indah jika kuhayati,menjadi sebuah daya.Bahkan ,aku belajar lagi mencintai Al-Quran justru dari semua ini.Aku juga belajar dari wanita2 yang kukagumi.Wanita yang menjadi cahaya bagi hidup orang lain.
Kini,sedikit lagi aku   melewati jalan ini.Sebentar lagi aku lulus.Kawan,boleh saja kita punya cita-cita masing-masing untuk menyambung kehidupan.Dan akan kuceritakan padamu satu cita-cita.
Menikah.
Mudah?
Tentu tidak.
Terlalu banyak yang harus disiapkan.
Bukan Cuma itu,memantapkan hatimu pada pilihan serta jodohmu,adalah seperti menentukan sisa hidupmu.
Ketidakmudahan justru mengajariku menikmati kemudahan.ketidakmudahan bukanlah masalah sistem yang pernah kulalui selama empat tahun,tapi terletak dihatiku sendiri.Aku butuh teman hidup.Kadang aku tidak terlalu sabar menantinya,keyakinanku goyah pada titik –titiknya.
Aku dianggap pasif.Bukan ,teman,ini bukan masalah mengapa  aku berdiam diri,tapi untuk apa aku  berdiam sejenak. Tahukah kau,tidak lebih hanya untuk nantinya aku bisa mempersembahkan yang terbaik bagi siapapun yang kucintai,sambil aku terus mengembangkan diri.
Bukan utopis.
Cinta.Boleh jadi  sebagian dari kita berbeda konsep.Tapi beda itulah yang kupilih dan kuyakini kebenarannya.
Ini cerita hari ini,dan empat tahun lalu.
Tapi hari-hari berikutnya,adalah cerita hidupku yang berbeda warna.
Adalah ketika aku terbangun pagi dan mendapati seorang lelaki yang amat kucintai disampingku masih tertidur dengan pulasnya.Kupandangi dia,cinta pertamaku,lantas kukecup keningnya hingga dia terbangun.Terbangun untuk menghadapNya.Dan subuh itu,aku berdiri dibelakangnya,sebagai makmumnya,Karena dialah imamku.Ya,imam dalam rumah tanggaku.
Setelah itu kami berdoa,memohonkan ampun atas khilaf,memohonkan petunjuk untuk kehidupan kami,memohon kekuatan,dan akupun akan menangis mengecup punggung tangannya.Meminta ampun padanya.
Pagi itu,adalah babak-babak baru dalam kehidupanku.Menyiapkannya sarapan,menyiapkan pakaiannya,baru kemudian memikirkan diriku sendiri.Itulah,cita-citaku  sederhana namun bukan tanpa halangan.Menjadi istri yang taat dan sholehah untuknya.
Itu adalah cita-cita yang melampaui bahkan mengubur ambisi intelektual ---walaupun sedikit—yang masih kupunya.Karir tidak akan menjadi apa-apa dalam hidupku.Kawan,Yang terpenting adalah rumah bisa menjadi surga untuk keluargamu,.Ketika suamimu datang dan kau sambut dengan kelembutan sehingga hatinya menjadi tenang.Itu adalah jalan dari tujuan hidupmu sesungguhnya,menggapai ridha ALLah.

Jatinangor,23 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar