Minggu, 08 Januari 2012

aquarium,part 1

Nila
Angin dibawah pinus,aquarium sektor A.Tak ada sunset yang bergerak di ufuk barat.Hanya awan agak-agak rupa kelabu.Hujan mengguyur pagi-pagi sekali,siang terik dan sore kembali memburam.
Aku masih mengetik.Entah apa yang kupikirkan.Aku lagi-lagi,kurang memahami tujuan dari apa-apa yang telah kupilih.
Ah beraaaat.Iya,aku sedang berselancar  liar  dengan pikiran “bersama nila”
Jika kukatakan “bersama keryn”,itu beda lagi.”Bersama uci”,jelas beda lagi.Teman-temanku itu mengalirkan hidup dalam ceritanya dan mengguyurkan tetesan pikiran sendiri-sendiri.
Kali ini aku bersama nila.Aku menjadi wanita dewasa,kritis,dan terbuka dengan jiwa yang haus akan ilmu.
Dia,Nila,selalu datang dalam momen2 ketika aku memang membutuhkan suntikan2 support atau sebagai pengingat.Sudah 3 tahun kulewati dan itu tidak pernah berubah.
Ilmu yang mengerem semua aktivitas hasrat ataupun nafsu manusia yang memalukan jika tak terkontrol.Dia datang disaat imanku goyah akan laki-laki,romansa,ataupun kasih sayang.Seperti alarm saja,tidak dibuat-buat.Kadang terasa menggelitik,kadang terasa menampar,namun membangun.Itulah proses menemukan input yang membangun.Bukan sedikit waktu yang kulalui bersamanya.Tinggal di rumahnya di Kendari selama 2 minggu.melakukan trip panjang berminggu-minggu dari Sul-Sel hingga ke Sul-tra.Menghadapi “culture shock”sedikit demi sedikit.
Kami sama-sama belajar,namun aku rasa saling melengkapi.Kadang,aku berharap aku menemukan laki-laki tipe sepertinya.Tidak terlalu matematis namun kritis.Teguh.Tak gentar.Berani berkorban jika itu benar,dan mempertahankannya ,tak peduli cercaan hinaan.Karena prinsipnya,kita tak mungkin bisa menyenangkan semua orang.Dan kita tak mungkin bisa mengikuti semua pikiran orang,begitu kuterjemahkan dalam kamusku sendiri.
Ya Tuhan,Aku telah hidup dengan pelengkap hidup yang membangun pribadiku.Sebenarnya,Engkau memang tak selalu memberikan apa yang ---secara hasrat manusiawi ---kuinginkan,tapi Engkau memberi yang kubutuhkan.
Tentang laki-laki,entah bagaimana aku harus menjalaninya.Ilmu yang kami dapat dan kami tau,tak mengharuskan kita kenal dengan laki-laki dengan cara yang dilarang.Oke,kedengarannya normatif dan agak terlalu idealis.Aku tidak peduli jika itu bukan perkara masa depan akhirat.Melanggar itu mudah,lalu bagaimana mempertanggungjawabkan di akhirat?
Banyak orang berteori tentang cinta.tak kalah banyak yang mengerti dan malang melintang mempraktekkannya.tapi,,aku disini.masih sibuk hanya dengan kata ,’gamang’
Aku memang harus merasakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar